IFSC

IFSC

Minggu, 18 September 2016

Become A Legend (Persija Jakarta)


Become a Legend-Persija Jakarta
Knitted Scarves
Made in Poland

Legend Era '60

Soetjipto Soentoro
Figur Soetjipto Soentoro masuk barisan legenda besar di Persija. Pemain asli Gandaria, Jakarta Selatan ini memulai karier sepak bolanya dari klub IPPI Kebayoran Baru. Di usia muda, ia sudah dilirik oleh klub internal Persija, PS Setia.
Saat berlaga kompetisi internal Persija, kiprah Soetjipto Soentoro langsung bersinar di musim perdanannya. Tanpa perlu menunggu waktu lama, pemain yang mempunyai julukan Gareng itu pun langsung masuk ke skuat senior Persija asuhan Wuwungan.
Langkah Soetjipto ini terbilang hebat. Saat rekan-rekanya memulai karier dari Persija U-18 sebelum promosi ke tim senior, pemain yang terkenal dengan tendangan gledeknya itu langsung bergabung masuk skuat senior yang kala itu masih diisi oleh Wim Pie, Tan Liong Houw, Paidjo dan Bob Hippy.

Kemampuan hebat gareng akhirnya kembali dilirik oleh suksesor Wuwugan di Persija, yakni Liem Soen Joe alias drg Endang Witarsa. Oleh Dokter (sapaan akrab Liem Soen Joe), Soetjipto pun langsung dijadikan andalan dalam skema ofensif Persija 2-3-5.
Puncaknya tahun 1964, yakni Soetjipto menjadi kapten dan andalan Persija mencetak gol. Posisinya sebagai penyerang lubang, yang bergerak bebas di antara gelandang dan penyerang membuat bebas berkreasi di lapangan.
Hasilnya, Persija menjadi tim juara tanpa terkalahkan di perhelatan kompetisi Perserikatan. Tak hanya juara, Soetijpto pun menjadi top scorer dengan torehan 16 gol. Di usia yang baru menginjak 23 tahun, Soetjipto merasakan lengkapnya gelar sebagai kapten tim juara dan pencetak gol terbanyak di Indonesia.
Soetjipto pensiun dari Persija tahun 1971. Pada tahun terakhirnya itu, ia gagal mempersembahkan gelar juara bagi Persija. Si Merah-Poetih dari Jakarta itu harus mengakui kedigdayaan PSMS Medan.
Nama julukan Soetjipto, Gareng, kini dijadikan sebutan di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno oleh pendukung Persija. Nama Gareng Area yang berada di Sektor 6 Stadion GUBK merupakan simbol penghormatan suporter.

Legenda Era '70
Iswadi Idris...

Iswadi Idris (lahir di Banda Aceh, Aceh,18 Maret 1948 – meninggal di Jakarta,11 Juli 2008 pada umur 60 tahun) adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia [1]. Pemain yang dijuluki "Boncel" karena tubuhnya relatif pendek (tinggi 165 cm) ini termasuk pemain paling berbakat yang dimiliki Indonesia. Ia memperkuat timnas PSSIsebagai pemain gelandang pada era 1960-an dan 1970-an. Selama menjadi pemain, Bang Is, demikian ia akrab disapa, sangat menggemari nomor punggung 13.
Iswadi Idris mengawali debutnya bersama dengan Persija pada tahun 1966. Ia mengawali debutnya bersamaPersija dengan memperoleh hasil buruk ketika timnya hanya menempati peringkat 4 pada kompetisi Perserikatantahun 1966.

Kejurnas PSSI 1975
Kemudian pada tahun 1975, ia berhasil membawa Persija juara Perserikatan bersama dengan PSMS karena pertandingan antara Persija dan PSMS terjadi kericuhan antar pemain. Ketika itu Persija mengawalinya dengan kemenangan atas Persigowa.
partai final, Persija bertemu dengan PSMS Medan dan pertandingan terpaksa harus dihentikan pada menit 40 karena terjadi clash antarpemain dan pembangkangan terhadap wasit sehingga PSSI menetapkan keduanya sebagai juara bersama.
Kejurnas PSSI 1978
Pada tahun 1978 ia tidak berhasil membawa Persija menjadi juara bertahan dalam Kompetisi Perserikatan 1978 setelah dalam partai final kalah 4-3 dari Persebaya di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Bersama Timnas Indonesia di Asian Games 1970
Prestasi yang paling membanggakan di timnas adalah ketika ia berhasil membawa timnya meraih medali perak dalam Asian Games 1970. Ketika itu, Indonesia tergabung di Grup C bersama dengan Iran dan Korea Selatan. Sayangnya Indonesia hanya menempati urutan kedua dalam klasemen grup, namun posisi tersebut berhasil membawa timnya lolos ke babak perempat final. Di babak perempat final, perjuangannya harus terhenti setelah timnya kalah dari India dan Jepang. Hasil ini mengharuskan Indonesia harus bertanding dalam perebutan tempat kelima. Indonesia akhirnya berhasil meraih kemenangan atas Thailand seelah Soetjipto mencetak gol penentu kemenangan timnya 1-0. dan akhirnya Indonesia berhasil meraih medali perak.

Legenda Era '80
Rahmad Darmawan

Mayor Mar Drs. Rahmad Darmawan, (lahir di Metro, Lampung, 28 November 1966; umur 48 tahun[1]) adalah mantan pemain sepak bola Indonesia yang saat ini berkarier sebagai pelatih sepak bola. Rahmad pernah menjabat pelatih tim nasional Indonesia U-23, sebelum ia mengundurkan diri pada 13 Desember 2011.[2]. Pada tanggal 19 Januari 2012 Rahmad resmi menjadi pelatih klub Pelita Jaya. Dan pada tahun awal musim 2012-2013 RD Melatih klub asal Malang Arema Indonesia. Pada tahun 2013, ia resmi menjadi Pelatih Kepala Timnas U-23 dan pelatih Persija Jakarta dan berkompetisi di Liga Super Indonesia.
Saat ini coach RD melatih Terengganu di Liga Super Malaysia.
Pada April 2016, Rahmad dinobatkan sebagai pelatih terbaik di Liga Super Malaysia (MSL) edisi April.

Legenda Era '90
Luciano Leandro

Luciano Leandro pertama kali merumput di Indonesia pada Ligina Indonesia (sering disingkat Ligina) 2 pada musim 1995-1996. Bersama Jacksen F Tiago dan Marcio Novo, Luciano adalah pemain generasi awal pemain asing yang bermain di Indonesia. Saat itu, PSSI mengeluarkan kebijakan membolehkan klub bola di Indonesia menggunakan pemain asing meski jumlahnya dibatasi. Harapan PSSI adalah agar para pemain asing itu mampu menularkan skill pada pemain lokal.
Bersama Jacksen F Tiago dan Marcio Novo, Luciano membawa PSM mencapai babak final Ligina 2 di musim pertamanya. Pemain dengan ciri khas rambut panjang dikuncir ini kemudian membawa PSM menjadi semifinalis pada Liga Indonesia III (Semifinalis) dan Peringkat I Wilayah Timur pada Liga Indonesia IV. Sayangnya, kompetisi berhenti di tengah jalan karena kondisi keamanan nasional yang saat itu tidak memungkinkan dengan adanya kerusuhan 98.
Sebagai pemain, Luciano merupakan petarung lini tengah yang memiliki kemampuan seimbang antara menyerang dan bertahan. Penampilan gemilang pemain berkaos no punggung 10 saat membela PSM Makassar ini membuat Persija Jakarta kepincut dan kemudian meminangnya pada musim 2000/2001.
Pada musim pertamanya di Jakarta, Luciano berhasil membawa Persija menjuarai Ligina VII. Di Stadion Gelora Bung Karno, tanggal 7 Oktober 2001, Persija Jakarta menghempaskan PSM Makassar dengan skor 3 -2. Luciano membawa Persija menjadi juara setelah mengalahkan klub yang sangat dicintainya.

Legenda Era 2000
Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 35 tahun), juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker. Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia,[2] dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.[3]
Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti.[4] Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia.[5]
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Prestasi
Prestasi Klub
juara Liga Indonesia : Persija Jakarta (2001)
juara Malaysia Premier League : Selangor FA (2005)
juara Malaysia FA Cup : Selangor FA (2005)
juara Malaysia Cup : Selangor FA (2005)

Prestasi Negara
Juara Piala Kemerdekaan : Indonesia (2000), (2008)

Prestasi Individu
Haornas Cup Most Valuable Player : (1996)
Liga Indonesia Top Scorer : Persija Jakarta (1999-00)
Liga Indonesia Best player : Persija Jakarta (2001)
2002 Tiger Cup Top scorer : Tim Nasional Sepak Bola Indonesia (2002)
Malaysia Premier League Top Scorer : Selangor FA (2005)
Malaysia Cup Player of the Year : Selangor FA (2005)
FA Cup Malaysia Top Scorer : Selangor FA (2005)
Copa Indonesia Pemain Terbaik : Persija Jakarta (2007)
sumber: wikipedia.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar